SELAMAT DATANG DI SEKRETARIAT ALIANSI

Tujuan Kami adalah Memfasilitasi sinergi antar berbagai pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan ketahanan kesehatan bangsa

Tentang Kami

Menyebarkan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ketahanan kesehatan

CATATAN EDITOR

Baru-baru ini, Budi Gunadi Sadikin (BGS) kembali ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan. Ia kembali didampingi oleh Dante Saksono Harbuwono sebagai Wakil Menteri Kesehatan. Penunjukan pasangan yang pernah memimpin selama 2-3 tahun di periode sebelumnya ini tidak disambut gembira oleh insan kesehatan. Bahkan banyak diantara mereka yang kecewa. Ibarat melihat indeks saham yang nilainya sangat anjlok.

Di mata banyak insan kesehatan, kinerja BGS dan Dante tidak memuaskan. Mereka dianggap gagal mencapai banyak target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Hal ini mencerminkan bahwa arah kebijakan dan program yang diusung mereka tidak efektif dalam menjawab tantangan kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat. Program yang mereka canangkan terlalu berkarakter mercu-suar, foreign minded dan tidak membumi ke masyarakat. Alih-alih meningkatkan profil kesehatan masyarakat yang ambruk, program yang mereka angkat justru proyek genom, mendatangkan dokter asing termasuk ingin menaturalisasi dokter asing.

Tak hanya itu, jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, indikator-indikator kesehatan Indonesia masih tertinggal jauh. Di tengah meningkatnya kebutuhan untuk memperkuat sistem ketahanan kesehatan bangsa dan mengejar ketertinggalan, posisi Indonesia malah makin jauh di belakang. Indonesia hanya sedikit berada diatas Laos, Mianmar dan Filipina. Masyarakat dan tenaga kesehatan pun mempertanyakan apakah kebijakan yang digariskan benar-benar mampu meningkatkan standar layanan kesehatan, atau hanya menjadi komoditas rutinitas dan kepentingan kelompok tertentu tanpa hasil nyata.

Selain aspek capaian kesehatan, gaya komunikasi BGS juga menjadi sorotan keprihatinan. Bukannya menyampaikan informasi melalui saluran resmi dan profesional, BGS kerap menggunakan media untuk "curhat" soal masalah kesehatan. Ini bukan proper channel of communication untuk level birokrasi. Apalagi, narasi yang disampaikannya sering kali bersifat bias, tidak didukung oleh data dan fakta yang memadai. Narasinya seringkali menimbulkan konflik dan kesalahpahaman di masyarakat. Ini berdampak pada kerenggangan serius hubungan Kementerian Kesehatan dengan tenaga kesehatan serta menimbulkan cedera kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam menangani isu-isu kesehatan. Alih-alih menciptakan iklim yang kondusif untuk berdiskusi dan mencari solusi, pendekatan komunikasi yang dilakukan Menkes justru menimbulkan kegaduhan dan mengaburkan fokus terhadap upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Tidak heran bila sebagian besar insan kesehatan merasa bahwa kembalinya BGS dan Dante di Kementerian Kesehatan adalah langkah mundur. Indonesia memerlukan pemimpin yang tidak hanya benar-benar profesional, berkompeten dalam kebijakan, tetapi juga memiliki komunikasi yang baik, berbasis bukti, dan adekuat. Bukan Menteri yang gemar ‘chit-chat’ di media. Pemimpin yang mampu membawa Indonesia keluar dari krisis kesehatan, sekaligus meningkatkan posisi negara di mata dunia internasional. Kekecewaan ini wajar, karena harapan masyarakat dan tenaga kesehatan adalah kepemimpinan yang bisa membawa perubahan nyata serta mewujudkan cita-cita kesehatan Indonesia yang lebih baik.

Di tengah banyaknya tantangan kesehatan yang dihadapi, mulai dari penyakit menular hingga penyakit tidak menular yang meningkat, Indonesia butuh figur yang mampu merangkul dan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai kemajuan. Seorang pemimpin yang melakukan program-program membumi dan berpihak kepada rakyat dan bukan pemimpin yang berpihak kepada kelompok tertentu. Bukan pemimpin yang disibukkan dengan program mercu-suar tanpa dasar. Juga bukan pemimpin yang terjebak dalam konflik komunikasi dan kebijakan yang memecah belah domain-domain kesehatan negeri ini.

Kegiatan Kami

Kegiatan yang baik dan bermanfaat untuk organisasi sekretariat aliansi ketahanan kesehatan bangsa sangatlah beragam dan dapat disesuaikan dengan tujuan serta kapasitas organisasi. Berikut beberapa ide kegiatannya :

Publikasi

Menyebarkan informasi melalui berbagai media (website, media sosial, jurnal) dan mengadakan seminar/ webinar atau konferensi

Kampanye kesehatan masyarakat

Mengkampanyekan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat

Advokasi kebijakan

Mengusulkan kebijakan publik yang mendukung ketahanan kesehatan dan Memantau implementasi kebijakan terkait

Galeri

Si stante, hoc natura videlicet vult, salvam esse se, quod concedimus ses haec dicturum fuisse

Testimoni

Tanggapan Sejumlah kalangan kedokteran tentang "BGS"

dr. Budi

Jakarta
Sistem kepemimpinan BGS sangat otoriter, represif dan arogan. Ia mematikan tatanan demokrasi kesehatan. Dan mematikan budaya ilmiah ilmu kesehatan yang seharusnya independen dan tidak ditunggangi kepentingan politik.
Dulu Menkes sibuk tuding katanya bisnis STR dan rekomendasi IDI adalah bisnis triliunan. Sampai sekarang hilang narasi ini karena ia sadar kalau narasinya keliru. Dokter yang meninggal di Unpad juga langsung dikatakan bunuh diri. Padahal sampai sekarang saja, polisi belum mengeluarkan statemen penyebabnya. Menteri kok bicara tanpa dasar? Rugi dunia kesehatan diberi Menteri demikian.

Dr. Husain

Sulawesi Tengah

Tim Kami

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque

dr. Iqbal Mochtar, MPH, MKKK, DiplCard, DoccMed,. SpOK, FRSPH

Editor in Chief

dr. Mohammad Baharuddin, SpOG, MARS

Content Director

Shinta Susanti, SAB., M.H

Content Director

Willy Arie Prasetyo, Amd & M. Cholid, ST

Art Director

Contact Us

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque

A108 Adam Street
New York, NY 535022

sekretariataliansikkb@gmail.com

+621 8888 8888 888

Your message has been sent. Thank you!